Kerlip pengantar malam
Meski sendu dingin menusuk tulang
Kadang-kadang awan menjadi penghalang
Begitukah segala perjuangan, demi cahyamu bersinar
Saat semua terlelap
Bakti cahyamu tiada yang menahu
Hingga hujan mengguyur wajahmu yang sayu
Kau masih saja menawan, lusuh-lunglai tak terelakan
Gemintang
Dalam segala juang perjalanan
Tiada kata menyerah atau pasrah pada keadaan
Masih setia pada tiap kerlip yang menerangi malam