Seorang anak kecil berdiri dekat pintu masuk sekolah dengan wajah yang sayu dia menatap sekerumunan anak yang sedang bermain dengan riang gembira.Kudekati dia,tapi rupanya dia malah seperti ketakutan.Kutatap dia dan kutanyakan mengapa tidak bermain bersama yang lain dia hanya menggeleng gelengkan kepala.Saya merasa tersentuh ingin mengetahui lebih dalam tentang dia. Bundanya membeberkan perasaannya dengan bercucuran airmata . Hatinya tersayat-sayat oleh ucapan yang setajam pedang samurai.Saat itu di rumahnya Lha Lha (sebenarnya panggilan itu panggilan ejekan teman-temannya tapi malah menjadi panggilan akrapnya Syah Laa ) bahwa anaknya sering diejek apa yang diucapkan Lha Lha selalu ditirukan dengan nada yang menghina.Berondongan caci maki yang belum tentu benar itu terus mencerca seperti burung yang terus berkicau di pagi hari yang hening.
Matahari siang ini tengah menatap kami dengan tatapannya yang nanar.Kami (Syah Laa beserta bundanya) berjalan menelusuri jalan menuju ke tempat pijat syaraf ataupun psikiater seperti yang saya sarankan.Begitu banyak perjuangan yang dilakukan bundanya. Kamipun selalu memberi saran serta perhatian lebih dan latihan-latihan merupakan penerangan bagi dia bagaikan lentera siap menyala disaat aku merasa gelap.
Kehidupan Syah Laa mempunyai cerita yang unik,bila dirangkai akan menjadi bingkai kisah menarik layaknya sinetron yang abadi dalam sejarah hidupnya yang luar biasa dan sangat inspiratif untuk kita renungkan. Bagaimana kehidupan Syah Laa selanjutnya akankah dia bangkit dan menjadi anak sebagai mana mestinya yang ceria.Untuk mengetahui cerita selengkapnya silahkan baca novel “ Menggapai Lentera “
Reviews
There are no reviews yet.